
YOGYAKARTA, HI - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo resmi
menutup kegiatan festival musik jalanan dalam rangka memperingati Hari Ulang
Tahun (HUT) Bhayangkara ke-76 di museum Benteng Vrederburgh, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), Kamis (26/5/2022) malam.
"Baru saja kita melaksanakan kegiatan penganugerahan terhadap 10 peserta
finalis terbaik festival musisi jalanan yang kita selenggarakan dalam rangka
memperingati hari ulang tahun Bhayangkara ke-76. Tentunya ini bagian dari
rangkaian yang ada," kata Sigit.
Menurut Sigit, kegiatan ini mewakili komitmen dari Polri yang terus berbenah
dan memperbaiki diri dalam memberikan wadah ataupun membangun ruang demokrasi
bagi masyarakat yang positif demi menjaga persatuan dan kesatuan Negara Indonesia.
Dalam memberikan ruang demokrasi, Sigit menekankan, Polri telah membuat
beberapa kegiatan untuk masyarakat menyampaikan aspirasi dan ekspresinya.
Sebelum festival musik ini, Korps Bhayangkara telah sukses menggelar lomba
mural dan orasi.
"Maka hari ini kita ajak rekan-rekan untuk memanfaatkan musik sebagai
bagian dari kegiatan perayaan hari bhayangkara, untuk bisa digunakan
menyampaikan ekspresi. Jadi ini ruang-ruang demokrasi yang kita bangun untuk
selalu dimanfaatkan. Karena kita lihat banyak seniman-seniman besar yang
kemudian juga menyampaikan ekspresi-ekspresi melalui musik," ujar mantan
Kabareskrim Polri ini.
Kegiatan festival musik Bhayangkara 2022 yang bertemakan 'Setapak Perubahan,
Pesan Cinta Untuk Indonesia' ini dibagi ke dalam dua sub tema, yakni 'Suara
Hati untuk Polri' dan 'Persembahan Karya Jalanan untuk Indonesia'. Komunitas
musisi jalanan hingga kelompok musisi difabel diberikan kesempatan menyalurkan,
kritik, saran dan aspirasinya dalam kegiatan tersebut.
Lebih dalam, menurut Sigit, penyampaian ekspresi atau aspirasi melalui musik
bisa menjadi lebih efektif dan dapat mewakili suara hati masyarakat luas.
Sehingga, pesan yang disampaikan kepada para pemangku kebijakan akan lebih
mudah diserap.
"Tentunya kami akan terus mendorong hal-hal seperti ini. Sehingga disatu
sisi bagaimana kita menghadapi situasi di tahun politik tentunya akan banyak
kegiatan yang menjadi bagian dari menyampaikan ekspresi. Yang selalu kita
ingatkan bagaimana bahwa ruang demokrasi dan politik tersebut dapat kita
manfaatkan dengan baik, dengan memanfaatkan ruang ekspresi yang betul-betul
bisa kita jaga, kita salurkan secara positif," ucap eks Kapolda Banten
tersebut.
Meski begitu, Sigit menekankan, yang paling terpenting adalah penyampaian
ekspresi di ruang demokrasi tersebut, tetap selalu mengutamakan untuk menjaga
persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia.
"Namun disisi lain aspirasi tersebut, yang paling penting adalah bagaimana
kedepan kita selalu menjaga persatuan dan kesatuan. Walaupun kita
berbeda-berbeda, karena kemajemukan, itu yang harus kita jaga. Polri tentunya
selalu siapa mengawal, mengamankan ruang demokrasi yang tentunya menjadi bagian
untuk terus-menerus harus diisi, diekspresikan sebagai bentuk kritis kita,
bentuk kepedulian, kecintaan kita terhadap masyarakat, bangsa dan negara,"
papar Sigit.
Sebelum mengakhiri pernyataannya, Sigit menyampaikan apresiasi kepada seluruh
peserta, dewan juri, musisi jalanan dan pihak yang terlibat dalam menyukseskan
acara festival ini.
Sigit berharap, dengan adanya ruang aspirasi dan ekspresi ini, seluruh kritik
ataupun masukan dapat dijadikan bahan evaluasi untuk menjadi institusi yang
lebih baik lagi kedepannya agar dapat semakin dicintai dan menjadi seperti yang
diharapkan oleh masyarakat Indonesia.
"Silahkan untuk sampaikan hal-hal yang khususnya buat kami Polri untuk
bisa di kritik. Sehingga kita juga mendapatkan masukan-masukan, untuk kita
terus berbenah diri. Dan tentunya kami juga titip kepada seluruh musisi jalanan
bagaimana kita terus membangun kecintaan terhadap Bangsa dan Negara
Indonesia," tutup Sigit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar